Tiga puluh.

Kini aku sampai di ambang batas kemampuanku.
Aku berada di puncak keputusasaanku.
Aku berada di ujung dari segala usahaku.
Aku tak mengerti lagi harus berusaha seperti apa atau bagaimana.
Aku tak mengerti harus berjuang sekeras apalagi.
Sudah beberapa hari belakangan ini aku berpikir keras tentang semuanya.
Tentang kenangan yang sudah delapan bulan mengikutiku tanpa tahu seberapa sakitnya aku yang selalu diikuti.
Tentang kekuatan untuk bertahan yang selalu aku dapatkan di setiap kali aku melihat wajahnya meski hanya dalam tumpukan foto.
Tentang kelelahanku untuk menunggu dan berharap.
Aku mulai memikirkan lagi harus maju atau berhenti.
Di satu sisi, aku selalu ingin menunjukkan padanya bahwa tak semua orang hanya berjalan melewati hidupnya dan lalu menghilang.
Aku ingin menunjukkan padanya bahwa akan ada satu hati yang tetap bertahan dalam hidupnya, sekalipun dia tak menginginkan keberadaan hati itu.
Tapi di sisi lain, semua rasa lelahku seolah menyuruhku untuk mundur dan berkata bahwa aku takkan bisa menunjukkan pertahananku kepadamu.
Aku lelah.
Tapi aku bertahan.
Entah sampai kapan aku akan menunggu.
Tapi aku akan melakukannya selama yang ku bisa.

Comments

Popular Posts