07:52

Lagu-lagu kesepian, lagu-lagu penenang, kemudian lagu-lagu kenangan.
Tulisanku tak akan pernah jauh dari kata-kata kehilangan.
Kau tahu, saat jatuh cinta, aku tak akan membuat tulisan berupa dua ratus lembar kertas tulis tangan yang berisi deskripsi tentangnya.
Aku tak akan repot-repot membuatkan ia puisi atau kata-kata indah seperti yang para pujangga lakukan.
Tetapi saat aku kehilangan, aku merasa perlu mencatat setiap kenangan yang telah diukir bersama.
Setiap janji yang terucap bahkan tertulis dalam hati, semua perlu ku kembangkan lagi.
Seperti aku lebih senang hidup dalam kenangan dibandingkan dalam kehidupan nyata.
Nyatanya, kenanganmu saja sudah mampu membuatku bahagia.
Ah.. nyanyian kehilangan memang selalu memekakkan telinga, membuat siapa saja yang mendengar menjadi berdebar.
Rasa-rasanya ada sakit yang menguap kembali dan membuat hati robek.
Bahkan aku mengingatmu disaat jam sibuk, saat ribuan pasang kaki baru saja melangkah keluar rumah untuk memulai hari baru.
07:46, aku masih saja sibuk dengan kenangan, bersandarkan bantal berselimutkan kata-kata kiasan.
Bahkan bantal dan selimut ini saja bisa mengingatkanku tentangmu, bagaimana kamu menelepon ketika aku masih mengumpat dalam selimut atau bahkan baru saja masuk ke dalam selimut.
Kau buka topik sederhana bahkan yang luar biasa, hanya untuk mengobrol lama-lama denganku.
Aku mengingatmu bahkan ketika aku berdesakan dalam hiruk pikuk bersama ratusan orang lainnya, berebut kendaraan agar cepat sampai tujuan.
Aku mengingatmu bahkan ketika melewati jalan-jalan yang pernah kita lewati berdua, dulu.
Bahkan jalanan menuju rumahku saja mengingatkanku tentangmu, bagaimana kamu mengantarku dengan penuh tanggung jawab.
Bahkan aku masih hafal betul baju yang ku pakai ketika kau mengajakku makan malam untuk yang pertama kali.
Aku masih saja mengingat bagaimana dan dimana kita bertengkar; juga tertawa.
Aku masih saja sibuk dengan kenangan-kenangan itu, kau tahu?
Kehilangan tak pernah mudah bagiku.
Semoga kamu baik-baik saja dan bahagia selalu.
Tak apa aku tak bahagia, asalkan Tuhan selalu membahagiakanmu.
Tetaplah begitu, bahagia selalu, supaya ku dapat juga bahagiaku kelak.
Tak perlu kuatir, sampai detik ini, senyummu masih menjadi bahagiaku.

Comments

Popular Posts