Dua puluh enam.
Harapan itu masih menggantung seperti awan tergantung dilangit sana.
Kita bagaikan terpisah lebih jauh dari yang jarak pisahkan.
Seperti aku jauh diatas langit sana, dan kau berada di lapisan bumi paling dasar.
Kita berjalan semakin jauh lagi.
Aku terus berjalan keatas, menyusuri setiap lapisan awan dan menembus hingga entah kemana.
Dan kau.. Kau terus turun kebawah, seperti adanya tangga bawah tanah yang kau ikuti hingga jauh ke bawah sana.
Apa yang sebenarnya kita cari?
Untuk apa aku terus berjalan ke atas sementara kau ke bawah?
Kita sudah benar-benar tak searah kah?
Atau kita sedang saling mencari jalan untuk bisa bertemu?
Aku tak pernah tahu alasanmu hingga kau bisa terdampar dibawah sana.
Aku pun tak tahu mengapa aku berjalan ke atas sini.
Yang aku tahu, aku berjalan hanya untuk mencarimu.
Apa kau melakukan hal yang sama?
Apa kau juga berjuang menjalani ratusan bahkan ribuan kilometer hanya untuk menemuiku?
Apa kita saling berusaha?
Atau semuanya terjadi seperti yang aku takutkan?
Aku berjalan mencarimu, dan kau terus berlalu meninggalkan dan menjauh dariku.
Lalu bagaimana aku bisa tahu yang sebenarnya jika kau tak pernah memberikan alasan?
Haruskah aku menerka-nerka lebih dalam lagi dari ini?
Kau perlu tahu, aku berjalan milyaran kilometer hanya untuk bertemu denganmu.
Comments
Post a Comment