#4 - Menuju

Halo, lelaki berkacamata yang namanya belum bisa untuk ku sebut.
Apa kabarmu?
Iya, surat kali ini ku tujukan kepadamu lagi.
Entah sudah berapa banyak surat yang sudah ku tulis untukmu di dalam blog ini, tetapi aku sendiri tak tahu kau membacanya atau tidak.

Empat hari dari hari ini adalah pertambahan umurku.
Kamu masih mengingatnya tidak? Aku harap masih.
Mungkin sekalipun kau mengingatnya, kau tetap tak akan mengucapkannya padaku.
Tak mengapa, ku maklumi gengsimu atas itu.
Karena aku juga tak mengucapkannya padamu tahun kemarin.
Mungkin kau ingin balas dendam.
Hanya maaf yang bisa ku ucap.
Satu hal yang perlu kau tahu. Aku tidak lupa.
Aku hanya pura-pura lupa.
Menyibukkan diriku pada hari ulang tahunmu agar aku tak mengingat-ngingat tentangmu atau kenangan itu.
Mungkin aku egois, terserah apa penilaianmu padaku.
Aku hanya tak ingin merasakan sakit itu lagi.
Sakit yang masih aku hindari sampai detik ini.
Yang sebenarnya selalu bersemayam dalam lubuk hatiku.

Aku masih sering merindumu di setiap malamku.
Aku masih sering memikirkan seberapa dekat kita yang dulu.
Namun mungkin memang ini jalan yang kau pilih, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa atas pilihanmu.
Maaf karena terlalu lancang menulis surat ini dan mengungkap semuanya.
Jika suatu hari nanti kamu membaca surat yang tak pernah ku beri langsung kepadamu ini, aku hanya ingin kau mengetahui satu hal.
Aku selalu merindumu dari tempatku.

Comments

Popular Posts