Lelaki hujan.

Hujan mungkin sudah beralih fungsi menjadi pembawa kenangan.
Karena disetiap aku melihat hujan turun, ia seolah membawa masalaluku kembali terputar di dalam kepalaku.
Rintikan hujan diluar selalu membuatku semakin merindumu.
Hujan itu. Aku seperti melihatmu menari dibawah rintiknya.
Lengkungan senyummu, mengapa Tuhan hanya menciptakan satu yang seperti itu?
Tak mungkin ku lupakan, karena dulu, melihatmu senyum saja itu sudah menjadi semangat untukku.

Aku tahu mengapa engkau menyebut dirimu sebagai lelaki hujan.
Karena hujan tak pernah ragu untuk turun menjadi penyejuk.
Karena sama seperti hujan, kamu tak pernah setengah-setengah dalam hal memberi perasaan.
Kamu hanya memberikan seluruh perasaanmu, dan lalu menikmati perasaan itu tumbuh dan berkembang dengan sendirinya.
Namun, hujan itu cepat berpindah bukan?
Dan tepat seperti itu pula dirimu. Terlalu cepat berpindah.
Berpindah dariku dan lalu memulai dengan yang lain.
Atau mungkin, aku memang tak pernah benar-benar mendapatkan seluruh hujanmu.

Aku tak menangisimu.
Karena semua penghuni di dunia ini pun tahu, hujan pasti berlalu.
Dan hanya seperti itulah kamu, berhenti pada waktunya.

Comments

Popular Posts