Sekali Lagi.
Tuhan, bolehkah aku meminta sekeping saja bahagiaku kembali?
Terlalu mulukkah jika aku memintanya kembali?
Karena sungguh, separuh hatiku dibawa olehnya, separuh senyumku terbang seiring perginya.
Aku lelah berkutat dengan rindu, berdamai dengan rasa sakit, berteman dengan sepi.
Aku lelah mengadu pada bantal-bantal, membuat mereka basah karena air mataku.
Aku malu terus mengadu padamu tentang rinduku.
Aku menyimpan rapi perasaan ini seperti aku menyimpan rinduku.
Aku menguburnya dalam, agar tak ada seorangpun yang tahu bahwa rasa ini masih hidup, rindu ini tak pernah redup.
Bosan dengan kepura-puraan yang menjadi rutinitasku, dengan segala kesibukan yang kubuat-buat semata untuk melupakannya.
Aku selalu merasa tersesat ketika malam tiba.
Hanya aku yang terbaring menatapi langit dan meratapi nasib.
Sementara hati dan otakku, entah terbang kemana.
Sering kudapati mereka kembali ke arahnya.
Dia yang selalu saja menjadi tuju hati dan otakku.
Comments
Post a Comment