Sepuluh.

Entah sudah berapa ratus senja yang ku lewati untuk menunggumu.
Entah sudah berapa kali hati ini berubah menjadi kepingan hati kecil yang ku coba menyatukannya lagi sendiri.
Menunggumu layaknya menjadi kebiasaan dalam hidupku.
Aku menatap bintang malam ini, berharap ia memberi jawaban atas penantianku. Berharap penantianku berubah menjadi kebahagiaan.
Melewati senja yang diiringi gemercik hujan, menatapi setiap tetes air yang membasahi bumi, membuatku semakin merindukanmu.
Berharap kau duduk disampingku dan menyandarkan kepalaku dalam pelukanmu, membuatku tersenyum.
Namun detik berikutnya aku tersadar jika itu hanya lamunan belaka.
Senja ini yang selalu menemani setiap hariku, menemani setiap lamunanku.
Jangan tanya berapa lama lagi aku akan menunggu, karena aku sendiri pun tak pernah tahu jawabnya.
Aku sudah berulang kali mencoba dengan yang lain, namun bayangmu tak pernah pergi, seperti mengikuti di belakangku.
Hingga akhirnya aku pun kembali lagi kepadamu, kembali menantikanmu.
Jika saja aku punya sedikit saja keberanian untuk mengatakannya, mungkin aku akan segera tahu harus maju atau mundurnya diriku. Namun tak pernah bisa aku mengatakannya.
Dan pada akhirnya semua hanya berakhir pada lembaran kertas kecil yang mewakili perasaanku..

Comments

Popular Posts