Tujuh Belas.


Aku mencintai hujan. Karena hujan selalu membawaku kepada kenangan itu.
Aku selalu bermimpi bisa menari indah bersamamu dibawah rintikan air hujan.
Hujan selalu membuatku tenang, namun disisi lain ia selalu membuatku semakin rindu padamu.
Aku rindu bermain hujan dengan tawa ria, bukan selalu dengan tangisan seperti yang selalu aku lakukan semenjak kau pergi.
Kau memberi banyak kenangan disaat hujan turun.
Kenangan manis, dan pahit tentunya.
Namun tenang saja, aku mencintai segala kenangan yang kau berikan, termasuk yang menyakitkan sekalipun.
Hujan diluar sana sangat lebat. Namun selebat apapun hujan yang turun diluar sana, ia tetap saja tak mampu menghapuskanmu dari otakku.
Terkadang aku berharap hujan bisa menghapuskan semuanya dengan cepat.
Mengapa waktu terasa begitu cepat berlalu ketika aku menghabiskannya bersamamu?
Namun mengapa ia terasa begitu lama ketika aku menghabiskannya untuk hanya menunggumu dan tidak bersamamu?
Aku berharap aku bisa jatuh bersama para tetesan air yang turun dari langit dan membasahi  bumi.
“Hai, Aku ini gerimis. Tipis, pelan membasahi. Jangan berteduh, aku tak akan menyakiti. Tengadahkan tanganmu, terimalah aku.”

Comments

Popular Posts